BANTAENG, MELEKNEWS.ID – Sebanyak 50 santriwati Pondok Pesantren Putri Al-Furqan tampak antusias mengikuti kegiatan Literasi Digital bertajuk Bantaeng Melawan Hoaks. Acara ini diinisiasi oleh Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian (Diskominfo SP) Kabupaten Bantaeng, H. Subhan, bekerja sama dengan Pendiri Butta Ilmu, Sulhan Yusuf. Kegiatan tersebut berlangsung di Kampus Ungu, Kelurahan Ereng-Ereng, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng, pada Kamis (19/12).
Dalam materi dengan tema Bijak Memanfaatkan Media Sosial, Kadis Kominfo menyampaikan kalau media sosial saat ini telah menjadi platform yang digunakan oleh hampir semua kalangan, baik tua maupun muda. “Media sosial menyediakan ruang untuk beraktivitas sosial, namun penggunaannya harus bijak,” ungkap H. Subhan.
Menurut H. Subhan, media sosial memiliki dua sisi, yakni dampak positif dan negatif. Jika dimanfaatkan dengan bijak, platform ini dapat menjadi sumber informasi, sarana kreativitas, dan ruang untuk mengekspresikan diri. “Sebaliknya, dampak negatif seperti perundungan siber (cyber bullying) bisa berdampak buruk pada mental seseorang, terutama generasi muda. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk cerdas dalam bermedia sosial,” tambahnya.
Sulhan Yusuf, pendiri Butta Ilmu mengajak santriwati agar lebih cermat menggunakan media sosial. “Jangan biarkan jari kita lebih cepat dari pikiran. Kita harus bisa memilah informasi dan memastikan kebenarannya sebelum menyebarkannya.” jelasnya
Sulhan juga menekankan pentingnya menjadikan media sosial sebagai sarana pengembangan diri. Menurutnya, budaya literasi harus terus ditumbuhkan agar para santriwati bisa mengenali dan melawan hoaks. “Kalau kita paham cara kerja informasi digital, kita tidak mudah terjebak hoaks. Ini penting bagi pelajar yang hidup di era serba digital,” jelasnya.
Pimpinan Pondok Pesantren Putri Al-Furqan, KH. Ahmad Kurnia, menyampaikan apresiasi atas inisiatif Diskominfo SP dan kontribusi Butta Ilmu dalam menyelenggarakan kegiatan ini. “Terima kasih kepada Bapak Kadis Kominfo SP dan Bapak Sulhan Yusuf. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi santriwati kami dalam menghadapi era digital. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut,” ujar KH. Ahmad Kurnia.
Ia juga berharap para santriwati yang mengikuti kegiatan tersebut bisa menjadi duta-duta digital yang mampu mengedukasi masyarakat. “Kami ingin Ponpes ini tidak hanya melahirkan santri yang unggul dalam ilmu agama, tetapi juga cerdas dalam menggunakan teknologi digital,” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Pondok Pesantren, Mutahhir Aco Nuh, turut menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya acara ini. “Kegiatan literasi digital ini sejalan dengan visi kami mencetak santriwati yang melek teknologi dan siap menghadapi tantangan zaman,” ujarnya.
Kegiatan ini juga dihadiri Kepala Bidang Layanan e-Government Diskominfo Bantaeng, Darmawansyah, yang memberikan dukungan penuh terhadap program literasi digital di pesantren. “Kami akan terus mendorong kegiatan literasi digital di sekolah dan pesantren, sebab para pelajar inilah yang nantinya akan menjadi garda terdepan dalam melawan hoaks,” kata Darmawansyah.
Selain Darmawansyah, turut hadir Bendahara Pondok Pesantren, para pengurus Yayasan Pondok Qur’an Al-Furqan (YAPQAH), serta jajaran pembina dan pengasuh pesantren. Para pengurus berharap kolaborasi semacam ini bisa terus ditingkatkan di masa mendatang.
Melalui kegiatan literasi digital ini, para santriwati diharapkan dapat lebih bijak dalam memanfaatkan media sosial serta menjadi agen perubahan di lingkungan sekitar. Dengan begitu, pesantren tidak hanya menjadi pusat pembelajaran agama, tetapi juga tempat penguatan literasi digital.
Acara ditutup dengan foto bersama para peserta, pemateri, dan panitia. Para santriwati tampak gembira dan optimis bahwa ilmu yang mereka dapatkan dari kegiatan ini akan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. “Kami senang bisa ikut kegiatan ini, sekarang kami lebih paham bagaimana melawan hoaks dan bijak menggunakan media sosial,” kata salah satu santriwati.