JAKARTA – Seorang ASN di Pemkab Jember dikanarkan meninggal dunia pada pekan lalu. Walhasil, Pemerintah setempat pun memberi instruksi kepada seluruh pegawai untuk melakukan swab test massal.
Hal itu demi mencegah munculnya klaster perkantoran di kompleks Pemkab Jember. “Tes swab kali ini merupakan kelanjutan dari tes swab sebelumnya. Sesuai kebijakan dari Satgas Covid-19 Jember, OPD (Organisasi Perangkat Daerah) yang berisiko tertular virus corona, kita lakukan tes swab,” ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Jember, Gatot Triyono seperti dikutip dari Merdeka, Selasa (1/12/2020).
Satu orang ASN yang meninggal tersebut bekerja di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) yang ruangannya berada di bawah ruang kerja bupati dan wakil bupati.
Selain itu, pada saat yang hampir bersamaan, dua pegawai Pemkab Jember yang ruang kerjanya masih satu kompleks, juga positif corona. Mereka masing-masing bekerja di Bagian Pembangunan dan Inspektorat.
“Sejak awal terpapar, masing-masing pegawai di unit kerja tersebut sudah dilakukan tes swab terlebih dulu,” lanjut Gatot.
Pegawai menjalani tes swab berasal dari sembilan instansi. Yakni Inspektorat, Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Dinas Tanaman Pangan, Dinas Kesehatan (Dinkes), Satpol PP, Badan Pengelolaan dan Keuangan Aset Daerah (BPKAD), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Bagian Pembangunan dan Dinas Perhubungan.
“Beberapa instansi yang pegawainya banyak kerja lapangan, kita lakukan tes swab. Selain itu, seluruh petugas puskesmas di seluruh Jember, juga kita wajibkan tes swab,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Dinas Perhubungan (Dishub) Jember ini.
Sebelumnya, tiga pegawai Dinkes Jember juga positif Covid-19. Mereka merupakan pegawai yang bertugas melakukan tracing data penyebaran Covid-19. Kasus ini menjadi perhatian serius Plt Bupati Jember Abdul Muqit Arief.
“Diinstruksikan kepada seluruh pegawai untuk menjalankan protokol kesehatan dengan ketat. Di setiap kantor, harus dilakukan penyemprotan disinfektan secara berkala. Jika ada pegawai yang terkonfirmasi positif, maka seluruh kantor tersebut harus dilakukan lockdown, sampai ada hasil swab yang keluar,” pungkas Gatot menyampaikan instruksi dari Plt Bupati selaku Ketua Satgas Covid-19 Jember.
Tes swab ini dilakukan di Aula kantor Pemkab Jember. Sayangnya pelaksanaan tes swab justru menimbulkan kerumunan dari para pegawai Pemkab Jember.
Data terakhir pada Selasa (1/12), terdapat penambahan 41 kasus positif baru di Jember.
Total terdapat 2.482 kasus positif Covid-19, dengan 1.830 di antaranya (73,73 persen) sudah sembuh. Dari total 31 kecamatan di Jember, hanya tersisa satu kecamatan yang masuk zona kuning (risiko rendah). Sedangkan 10 kecamatan masuk zona oranye (risiko sedang) dan 20 kecamatan sisanya masuk zona merah (risiko tinggi).
Kasus penambahan harian positif Covid-19 di Jember selama dua pekan terakhir, menunjukkan tren lonjakan serius. Jika biasanya penambahan di Jember setiap harinya di kisaran di bawah 10 orang, sejak dua pekan lalu, rata-rata setiap harinya bertambah di kisaran 40 kasus baru.
Hal ini menempatkan Jember sebagai daerah paling berisiko nomor dua di Jawa Timur, dengan skor 1,7. Adapun daerah paling berisiko penyebaran Covid-19 ditempati oleh Situbondo dengan skor 1,63.
Total terdapat 4 kabupaten/kota di Jawa Timur yang masuk zona merah. Dua daerah lain yakni Jombang (1,76) dan Kota Batu (1,8). Semakin kecil skor, maka semakin besar resiko penyebaran virusnya. (Mrdk)