MelekNews, Bantaeng – Program pengentasan kemiskinan di Kabupaten Bantaeng selama ini terus digalakkan dan bahkan bisa dibilang sangat elegan.
Namun tampaknya hal tersebut belum maksimal bahkan terkesan masih jauh dari harapan, Padahal upaya Pemerintah Pusat yang diramu dalam program pengentasan kemiskinan terbilang sangat massif.
Seperti yang dialami oleh keluarga, M. Saleh warga kampung Pullaweng, desa Ulugalung, kecamatan Eremerasa, kabupaten Bantaeng ini adalah salah satu dari beberapa warga lain yang hidup dibawah garis kemiskinan yang tampaknya luput dari perhatian pemerintah.
Keluarga ini Sudah puluhan tahun hidup dalam kondisi yang memprihatinkan. Ironisnya, mereka tidak pernah tersentuh ataupun menerima bantuan pemerintah, seperti Raskin, RLTH dan PKH, padahal, mereka merupakan bagian dari warga Bantaeng juga.
Entah karena sistem yang tidak dijalankan sebagaimana mestinya atau pasifnya Pemerintahan di tingkat Kampung dalam memberikan data orang miskin, sehingga masih ada warga yang hidup di bawah garis kemiskinan yang tidak pernah merasakan bantuan pemerintah itu.
Menurut, Hasnani (Istri M. Saleh) kalau selama ini keluarganya tidak pernah mendapatkan bantuan apapun baik itu dari pihak pemerintah desa maupun pemerintah kabupaten
Padahal kata Hasnani keluarganya ini seringkali didata untuk didaftarkan kedalam program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan.
“Mereka sering kali mendata kami namun itu hanya sekedar mendata saja tidak ada hasilnya”ucapnya saat ditemui di rumahnya pada Selasa (7/4/2020) lalu
Namun anehnya menurut Hasneni, jika sudah masuk waktu Pemilihan kepala daerah (Pilkada) dan Pilkades ataupun saat Pemilu lima tahunan maka akan banyak orang yang mendatangi rumahnya untuk pemenuhan ambisi kepentingan mereka.
Sekedar diketahui M. Saleh sejak 2009 hanya bekerja di kantor kecamatan Ermes sebagai honorer tukang bersih kantor, dengan pendapatan RP 250 ribu perbulannya
Sedangkan, Hasnaeni bekerja pula sebagai tukang sapu di Sekolah TK Kamsiah yang letaknya tidak jauh Dari rumahnya dengan pendapatan hanya RP 50 ribu perbulannya.
Dari hasil pendapatannya inilah
Keluarga M. Saleh dapat bertahan hidup dan membeli kebutuhan hidup sehari-hari termaauk untuk menghidupi lima orang anak-anaknya dan bahkan menyekolahkan mereka semua.
Dirinya juga mengaku kalau rumahnya itu dapat dia benahi sedikit demi sedikit dengan pendapatannya tersebut termasuk, juga semapt memberi tegel rumahnya dari tegel bekas bongkaran yang dia ambil kemudian dia pasang kembali di runahnya
dikemanakan saja bantuan Dana Desa yang berbandrol miliyaran rupiah selama ini, seperti apa pendataan warga miskin sehingga mereka tidak terdaftar sebagai warga yang paling layak menerima bantuan pemerintah. (SHKM)