MelekNews, Bantaeng – Wabah Virus Corona sampai saat ini masih terus merajalela dan sudah menjadi permasalah global.
Permasalahan ini terus berlanjut hingga berdampak pada beberapa sektor kehidupan termasuk di sektor ekonomi.
diKabupaten Bantaeng sendiri pembatasan sosial akibat Covid-19 juga berdampak pada para pengusaha warung kopi
Hal ini juga berimbas pada para pengusaha kopi biji termasuk pula yang dirasakan oleh koperasi Akar Tani yang selama ini membeli dan menampung hasil panen para petani kopi di kabupaten Bantaeng.
Seperti yang disampaikan oleh ketua Koperasi Akar Tani, Hasri yang mengaku kalau pihaknya terancam akan mengalami kerugian yang mencapai ratusan juta rupiah.
Menurutnya selama masa Pandemi ini dirinya sangat kesulitan untuk mencari pasar dalam menjual bahan baku kopi, padahal pihak koperasi telah membeli bahan baku kopi dalam bentuk green bean sebanyak delapan ton.
“Kami punya stok kopi itu ada delapan ton yang hanya mampu bertahan selama 60 hari yang membuat kami terancam akan mengalami kerugian hingga mencapai Rp 680 juta” ucapnya
Dirinya juga mengaku selama ini harus membayar ansuran sebesar Rp 20 juta per bulan dari kredit modal Rp 1,6 miliar yang ia dapat dari Kementerian Kehutananbeberapa waktu yang lalu
Tak sampai disitu, potensi yang akan diakibatkan Pandemi Covid-19 ini juga mengancam 84 pekerja Koperasi Akar Tani kehilangan pekerjaan.
“Modelnya tidak diistirahatkan, tetapi akan otomatis tidak bekerja kalau produksi tidak dilakukan,” ujarnya.
Untuk itu, ia sangat berharap bantuan dari Pemerintah Kabupaten Bantaeng dapat membantu dalam hal pemasaran.
Ia juga berharap, dapat keringanan angsuran selama masa Pandemi Covid-19.
Sebelumnya, sempat dilakukan mediasi dengan salah satu perusahaan, namun jelang kesepakatan perjanjian kerja sama tiba-tiba dibatalkan dengan alasan Covid-19.
“Ada mediasi yang dilakukan, namun jelang perjanjian kerja sama, ada Covid-19 dan akhirnya tidak jadi,” ujarnya.
Sementara itu Koordinator LSM Balang Institute Bantaeng, Adam mengatakan, petani kopi di Bantaeng juga akan merasakan dampak apabila Koperasi Akar Tani mengalami kerugian.
Sebab, hanya koperasi Akar Tani yang membeli hasil panen kopi petani dengan harga yang tinggi sesuai kualitas kopi mereka.
Pedagang yang lain hanya dapat membeli kopi petani dengan harga yang sangat murah.
“Jika tahun ini tidak melakukan pembelian akan berdampak pada petani yang tersebar di beberapa desa di Bantaeng, antar lain Desa Kampala, Bonto Tappalang, Labbo, Pattaneteang, dan Pa’bumbungan,” tuturnya.
Untuk diketahui, Balang Institute merupakan lembaga yang melakukan pendampingan kepada petani kopi Bantaeng dalam memproduksi hasil berkualitas dan berkerja sama dengan Koperasi Akar Tani Bantaeng.
“Balang Institute sudah menyampaikan hal tersebut kepada Pemerintah Kabupaten Bantaeng, melalui Dinas Pertanian. Dinas pertanian yang akan berjanji akan memfasilitasi ke Kementan melalui Dirjen Pertanian,” katanya. (Agun)