BANTAENG, MELEKNEWS.ID — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Hasanuddin yang ditempatkan di Desa Bonto Daeng, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng, menggelar program edukasi bertajuk SIAGA CILIK (Siswa Tanggap Gawat Darurat, Cerdas, Inisiatif, Lincah, Inspiratif, dan Kompak). Kegiatan ini menyasar siswa sekolah dasar dan dilaksanakan di dua sekolah berbeda.
Program pertama berlangsung pada Kamis, 24 Juli 2025 di SD Inpres Tamaona, disusul dengan kegiatan serupa di SD Inpres Paranga pada Sabtu, 26 Juli 2025. Kedua sesi edukasi ini ditujukan khusus bagi siswa kelas 5 dan 6.
Kegiatan ini merupakan bagian dari edukasi pertolongan pertama pada kondisi gawat darurat, yang bertujuan meningkatkan pemahaman siswa tentang keselamatan diri sendiri dan orang lain dalam situasi darurat, baik di lingkungan sekolah maupun di rumah.
Materi edukasi dibawakan langsung oleh Riska Aulina Rahmat, mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2022. Ia membawakan materi secara interaktif dan disesuaikan dengan usia peserta didik.
Dalam sesi edukasi, siswa dibekali pengetahuan tentang cara menghadapi berbagai kondisi darurat seperti luka ringan, mimisan, tersedak, sesak napas, dan pingsan. Tidak hanya teori, siswa juga dilibatkan dalam simulasi penanganan untuk memperkuat pemahaman praktis mereka.
Rangkaian kegiatan berjalan tertib dan mendapat sambutan antusias dari siswa, guru, dan kepala sekolah. Para guru berharap kegiatan seperti ini dapat dilanjutkan dan dikembangkan secara berkala.
Edukasi pertolongan pertama ini penting sebagai langkah preventif sekaligus pemberdayaan sejak dini. Anak-anak diajarkan bagaimana bersikap tenang dan tanggap saat menghadapi kejadian darurat ringan di lingkungan mereka.
“Dengan memahami langkah awal pertolongan, anak-anak bisa membantu dirinya sendiri maupun orang lain, setidaknya sampai bantuan medis profesional tiba,” ujar Riska.
Selain itu, tujuan lain dari program SIAGA CILIK adalah menumbuhkan nilai kepedulian, empati, dan rasa tanggung jawab sosial di kalangan siswa.
Salah satu poin utama dari kegiatan ini adalah melatih anak-anak agar tidak panik, namun tetap berpikir cepat dan bertindak tepat sesuai kapasitas mereka saat menyaksikan situasi darurat.
Latihan dan simulasi yang dilakukan juga memberikan gambaran kepada siswa bahwa peran mereka sebagai “penolong pertama” bisa sangat penting dalam upaya penyelamatan.
Kegiatan SIAGA CILIK menjadi bukti bahwa edukasi kesehatan tidak harus menunggu usia dewasa. Justru, membekali anak sejak dini dengan pengetahuan dasar keselamatan bisa menciptakan generasi yang lebih siap dan sigap.
Melalui pendekatan yang menyenangkan dan komunikatif, kegiatan ini tidak hanya menambah wawasan siswa, tetapi juga menumbuhkan kepercayaan diri mereka untuk menjadi pribadi yang tanggap dan peduli.

