MAKASSAR, MELEKNEWS.ID– Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Fatmawati Rusdi, mengapresiasi keberadaan Donat Tuli Café Mella dan Rumah Qur’an Tuli Nur Afiah sebagai bentuk nyata kemandirian komunitas difabel yang patut diteladani.
Fatmawati sengaja datang langsung ke lokasi untuk melihat proses produksi donat dan kerajinan tangan yang dibuat oleh karyawan tuna rungu. Menurutnya, usaha ini menjadi simbol inklusi sosial yang nyata di tengah masyarakat.
“Saya merasa sangat senang dan bangga bisa hadir di tengah teman-teman tuli. Ini adalah bentuk komitmen dan kepedulian kami di pemerintah provinsi,” ujar Fatmawati di Makassar, Minggu (4/8/2025).
Wagub menekankan bahwa pembangunan inklusif harus diwujudkan dalam bentuk kebijakan konkret, bukan hanya slogan semata. Ia berharap setiap lapisan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas, bisa merasakan manfaat pembangunan.
“Kami ingin melihat pembangunan yang tidak meninggalkan siapa pun. Setiap manusia punya potensi, dan tugas kita adalah memastikan potensi itu bisa tumbuh,” ucapnya.
Fatmawati juga mengajak masyarakat untuk menghapus stigma terhadap penyandang disabilitas. Ia menegaskan bahwa keterbatasan fisik bukan penghalang untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi daerah.
“Jangan minder karena kekurangan. Terus asah potensi dan tunjukkan bahwa disabilitas juga punya ruang yang sama dalam membangun Sulsel,” tegasnya.
“Mari kita dorong kemandirian, bukan karena belas kasihan, tapi karena kita menghargai potensi yang mereka miliki,” sambungnya.
Sementara itu, Ramlah, sosok di balik dua tempat tersebut, menceritakan perjuangannya membangun usaha sejak 2010. Ia memulai dengan menitipkan donat di warung kecil sebelum akhirnya membuka kedai sendiri.
Kini, Donat Tuli Café mempekerjakan delapan karyawan tuna rungu dengan omzet harian mencapai Rp2–3 juta. Usahanya makin berkembang usai mendapatkan bantuan fasilitas rebranding dari pemerintah.
“Dulu saya hanya jualan keliling. Setelah difasilitasi rebranding, usaha saya mulai dikenal. Bahkan sekarang saya juga mendirikan Rumah Qur’an untuk teman-teman tuli agar bisa belajar mengaji,” kata Ramlah melalui juru bahasa isyarat.
Ramlah juga mengungkapkan bahwa beberapa mantan karyawannya kini telah berhasil membuka usaha sendiri, membuktikan bahwa kemandirian difabel bukan sekadar mimpi.







