BANTAENG, melek news – Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD( Anwar Makkatutu Bantaeng kembali dikeluhkan oleh keluarga pasien
Pasalnya seorang perempuan hamil yang bernama, Irnawati (29) lambat ditangani oleh pihak kesehatan di RSUD hingga menyebabkan janin yang berada dalam kandungannya meninggal dunia sebelum sempat lahir.
Menurut keterangan suaminya, Roa (37) kalau istrinya itu sudah masuk bulannya untuk melahirkan namun karena terlambat ditangani tenaga medis hingga anaknya meninggal dalam kandungan sebelum sempat melihat matahari terbit.
Warga Kampung Pa’lingang, Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan ini merasa sangat kecewa dengan model pelayanan yang dilakukan oleh para tenaga medis di RSUD.
*Istri saya lambat ditangani oleh dokter hingga menyebabkan anak saya meninggal dunia sewaktu masih dalam kandungan” ucap Ria kepada narasi baru Rabu (30/12/2020)
Menurut, Roa kalau sebelum dibawa ke Rumah Sakit istrinya sempat dia bawa ke rumah bidan yang tak jauh dari tempat tinggalnya yang juga kebetulan masih adal hubungan kekerabatan dengannya
*Pada hari Kamis 14 Desember 2020 lalu saya sempat membawa istri saya ke bidan dan sempat bermalam dua malam disana ” tuturng
Namun karena Bidan disana menyarankan untuk segera membawa pasien ke Rumah Sakit dan melahirkan disana maka saya pun langsung menerima saran tersebut dan membawa istri saya ke Rumah Sakit
“Saya kemudian membawa istri saya ke Rumah Sakit atas saran dari Ibu bidan” ungkapnya.
Menurut Roa kalau dia membawa istrinya ke Rumah Sakit pada Sabtu Sabtu, (26/12/2020), sekitar pukul 02.00 WITA, namun sangat disayangkan kalau istrinya itu baru ditangani setelah hari ketiga.
Pada hari ketiga itu, dilakukan tindakan operasi untuk menyelamatkan bayi dan sang Istri.
Namun, ketika bayi itu lahir tak ada suara mengangis yang terdengar, sehingga pihak keluarga menduga sudah meninggal sejak dalam kandungan.
“Waktu sudah lahir jangankan menangis sedikitpun tidak ada suara yang terdengar dari itu bayi,” lanjutnya.
Dengan pelayanan RSUD Bantaeng, Roa merasa sangat kecewa dan mengalami rasa sakit hati yang mendalam karena bayi perempuan yang sangat dia harapkan meninggal akibat lambat ditangani.
“Saya sangat kecewa karena istri saya lambat ditangani. Saya juga sakit hati karena bayi perempuan yang ku harapkan sekali ternyata meningggal,” jelasnya.
Terpisah, Kepala Bidang Pelayanan Medik, RSUD Bantaeng, dr Hikmawaty mengatakan, dalam penanganan pasien yang ingin melahirkan terdapat kendala.
Sebab, ruang operasi tertutup karena sejumlah Nakes termasuk dokter ahli kandungan terkonfirmasi positif covid-19.
“Sudah disampaikan ke publik bahwa OK kami itu tutup selama 10 hari karena beberapa tenaga kami terkonfirmasi dan selama di RS tetapi kami tetap koordinasikan dengan bidan yang menangani dan dokter yang menjalani isolasi mandiri,” tuturnya.
Dia juga membantah tuduhan bahwa lambat dalam penanganan.
“Bukan tidak direspon tetapi karena dokter kami melakukan isolasi mandiri. Jadi tidak benar kalau kami lambat dalam menangani,” jelasnya.
Manurutnya, selama di RSUD Bantaeng tetap dalam pantauan observasi dengan harapan dapat melahirkan secara normal.
Namun dalam perjalanannya ternyata kemajuan persalinan tak ada dan diputuskan untuk operasi. Tetapi hasilnya, bayi meninggal dunia.
“Jadi bayinya ada gawat janin, sehingga bayinya tidak bisa terselamatkan, penyebabnya karena proses persalinan yang lama. Jadi macet itu di persalinan,” ucapnya. (SHKM).