Pupuk Bersubsidi Masih Langka di Bantaeng, Petani Terancam Gagal Panen

Senin, 24 Agustus 2020 | 12:21 WITA
Penulis :
Gambar ilustrasi pupuk bersubsidi

Affiliate Banner Unlimited Hosting Indonesia

BANTAENG, melek news – Masyarakat petani diKabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan sampai saat ini masih terus mengeluhkan terjadinya kelangkaan pupuk.

Padahal tanaman pertanian pada musim tanam kali ini sudah masuk pada masa pemupukan tahap kedua.

Hal tersebut membuat sebagian petani terpaksa mencari dan membeli pupuk di luar kabupaten walaupun dengan harga yang cukup tinggi.

Sangkala, salah seorang petani di Bantaeng mengatakan kalau pupuk bersubsidi akan kembali tersedia di kabupaten Bantaeng itu nantinya di bulan Januari 2021.

Jadi walauun dengan harga yang cukup tinggi dan mencari diluar kabupaten dirinya dengan sangat terpaksa tetap harus berupaya mendapatkannya.

“Katanya pupuk di Bantaeng batu ada di bulan Januari 2021 nanti, jadi kami tetpaksa harus mencari sendiri walaupun dengan harga yang mahal agar tanaman kami bisa tetap hidup”ucapnya Minggu (23/8/2020)

Dia menyebutkan kalau harga dipenjual pupuk yang ditempatinya membeli itu kisaran RP 160ribu per Zaknya itupun
Di penjual pupuk yang ambil di takalar sama gowa.

Sementara petani yang tidak mendapatkan pupuk bersubsidi itu mereka hanya bisa bisa mencari upaya lain agar tanaman pertanian mereka tidak mati.

Bahkan menurut Sangkala ada sebagiannya lagi hanya bisa pasrah karena tak mampu mendapatkan pupuk bersubsidi tersebut.

Menanggapi situasi tersebut, Kepala seksi Pupuk dan Pestisida, Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng, Nur Salam mengatakan, kalau pihaknya juga sampai saat ini belum bisa memastikan kapan pupuk bersubsidi itu akan ada tersedia.

Menurutnya kalau untuk anggaran pengadaan pupuk di pemerintah pusat saat ini sudah habis untuk tahun ini, jadi untuk pupuk bersubsidi di Bantaeng memang belum tersedia.

“Saat ini kita hajya bisa menunggu karena untuk anggaran APBN memang cuman sampai segitu belum ada penambahan alokasinya”tuturnya.

Dirinya menyarankan kalau selama terjadinya kelangkaan pupuk bersubsidi ini para petani dapat menggunakan pupuk organik yang tersedia di pengecer.

“Saya hajya bisa menyarankan untuk saat ini para petani dapat menggunakan pupuk organik yang Harga yang lebih murah, hanya Rp 20 ribu per zak yang berisi 40 kilogram” jelaanya.

Cuman kata Nur Salam kalau dalam penggunaan pupuk Organik itu pemakaiannya lebih banyak.

Namun sayangnya sebagian petani hanya mengetahui pupuk Urea saja padahal menurut salam, pupuk bersubsidi itu ada lima macam termasuk pupuk organik.