Rumah Adat Balla Tujua Onto Perlu Mendapat Sentuhan Pemkab Bantaeng

Kamis, 19 Maret 2020 | 5:26 WITA

Affiliate Banner Unlimited Hosting Indonesia

MelekNews, Bantaeng – Acara pesta adat di Balla Tujua (Tujuh Rumah) yang digelar 10 Rajab setiap tahunnya dihadiri oleh Wakil Bupati Bantaeng, Haji Sahabuddin yang digelar di Onto, kelurahan Onto, kecamatan Bantaeng, kabupaten Bantaeng pada Senin (16/3/2020) .

Pesta adat ini merupakan acara yang sudah dilaksanakan secara turun temurun oleh masyarakat kampung Onto, hal ini juga merupakan wujud dari Pemkab Bantaeng dalam melakukan pelestarian budaya.

Wakil Bupati Bantaeng, Haji Sahabuddin mengatakan kalau pesta adat ini merupakan wujud dari kepedulian akan adat istiadat serta peninggalan leluhur

“Ini adalah bukti kepedulian kita dalam melestarikan budaya peninggalan nenek moyang kita’ ucapnya.

Sekedar diketahui bahwa kampung Onto merupakan salah satu daerah tertua yang ada di kabupaten Bantaeng dan bahasa Butta Toa ini di identikkan dengan kampung Onto.

Berbicara masalah Onto maka kita akan diingatkan dengan Balla Tujua yang menjadi ciri khas daerah ini.

Pesta adat 10 Rajab ini di Kampung Onto ini dipusatkan dalam kawasan Balla Tujua dan selalu diawali dengan dilakukannya pesta pemotongan se ekor kerbau.

Pesta adat Onto atau pesta adat Balla Tujua ini biasa juga disebut oleh masyarakat setempat dengan nama AKKAWARU pula dilakukan dengan pencucian benda pusaka yang sangat disakralkan oleh masyarakat setempat.

Seperti yang disampaikan oleh salah seorang tokoh masyarakat yang masih keturunan pemangku adat Onto, Haji Ma’un beberapa waktu yang lalu.

Dirinya menuturkan kalau pencucian benda pusaka ini bisanya dilakukan pada tengah malam dan dihadiri oleh seluruh pemangku adat Balla Tujua.

“Semua pemangku adat Balla Tujua pada saat pencucian itu wajib hadir untuk melihat langsung ataupun untuk menjaga agar masyarakat tidak berhamburan menerobos masuk ke lokasi pencucian” ucapnya.

Saking sakralnya benda yang dicuci atau dimandi ini sampai-sampai tidak boleh dilihat oleh orang kebanyakan termasuk masyarakat Onto sendiri kecuali pemangku adat.

Namun sayangnya Budaya dan pesta adat peninggalan nenek moyang kita sampai saat ini masih dianggap kurang mendapat perhatian dari pemkab Bantaeng.

Padahal ini merupakan salah satu icon budaya yang dapat menjadi daya tarik Pariwisata seiring dengan pesatnya kemajuan destinasi wisata lainnya.

Ini terbukti dari tahun ke tahun sampai saat ini masyarakat Onto masih melakukan sawerang atau mengedarkan sumbangan dari rumah kerumah menjelang pesta adat ini dilaksanakan untuk membeli segala macam kebutuhan termasuk membeli se ekor kerbau.

Termasuk jika kita lihat keadaan yang ada dalam wilayah Balla Tujua yang begitu memprihatinkan.

Situasi Balla Tujua yang sudah porak Poranda ditambah lagi jumlah rumah adat ini yang seharusnya berjumlah tujuh unit namun karena sudah tua dimakan zaman sebagian sudah hancur dan saat hanya tersisa 5 unit.

Akankah kita menutup mata melihat peninggalan nenek moyang kita dalam keadaan seperti itu ?

Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten Bantaeng,
Ici Idiawaty Mengatakan kalau dirinya sampai saat ini belum mengkaji terlalu dalam tentang pesta adat yang biasa di gelar di Onto

“Saya ini masih kepala Bidang baru jadi belum terlalu jauh mengetahui terkait pesta adat disana” ucapnya saat dihubungi lewat via WhatsApp pada Kamis (19/3/2020)

Namun demikian dirinya berjanji akan terus mempelajari dan mengamati situasi serta kadaan yang biasa dilakukan disetiap pesta adat yang akan digelar di kabupaten Bantaeng ini.

Terkait pesta adat yang digelar di Balla Tujua dirinya mengaku hanya meminta kepada pemangku untuk menambahkan
satu tarian pada saat acara istirahat.

Termasuk juga dirinya meminta Untuk menampilkan ritual yg biasa dilakusanakan seperti salah satuny ” attoeng.

Soal bantuan Pemda di pesta adat Onto dirinya mengaku telah memberikan bantuan di pelaksanaan perayaan pada hari H.

“Soal ritualnya termasuk pembelian kerbau bukan tanggung jawab pemerintah , menurut sepengetahuan kami pembelian kerbau itu atas inisiatif masyarakat dionto ( mereka patungan )”jelasnya.

Dirinya juga menyampaikan kalau akan berkoordinasi dengan kepala dinas pendidikan dan kebudayaan soal keadaan Balla Tujua saat ini.

“Kalau situasi Balla Tujua itu memang perlu diberikan perhatian khusus agar Budaya dan peninggalan Nenek Moyang kita dapat terus dilestarikan” tuturnya.