BANTAENG, MELEKNEWS.ID – Sebanyak 5.000 bibit mangrove ditanam di pesisir Pantai Bombong, Desa Biangkeke, Kecamatan Pa’jukukang, Kabupaten Bantaeng, Minggu (3/8/2025). Aksi ini merupakan kolaborasi antara Pemkab Bantaeng, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Hasanuddin, dan Yayasan Bantuan Hukum Perempuan dan Anak (YBH PA) Bangkit.
Kegiatan tersebut mengusung tema “Bertumbuh, Bakti Edukasi Masyarakat Terarah untuk Menguatkan Bantaeng Utuh dan Hijau.” Penanaman dilakukan sebagai upaya pelestarian lingkungan sekaligus bentuk pengabdian nyata kepada masyarakat.
Bupati Bantaeng, M. Fathul Fauzy Nurdin, hadir langsung dalam kegiatan itu. Ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat, khususnya mahasiswa KKN Unhas yang dianggap telah menunjukkan kepedulian tinggi terhadap masa depan lingkungan.
“Terima kasih kepada KKN Unhas atas dedikasi dan pengabdiannya. Ini akan menjadi kenangan yang membekas. Lima hingga sepuluh tahun ke depan, kita akan melihat hasilnya, 5.000 pohon mangrove ini akan tumbuh dan memberikan manfaat besar,” ujar Bupati.
Menurutnya, program semacam ini bukan hanya berdampak ekologis, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus peduli terhadap isu-isu lingkungan.
“Program ini menyentuh kebutuhan dasar masyarakat dan menunjukkan bahwa mahasiswa tidak hanya datang belajar, tapi juga memberi solusi konkret,” lanjutnya.
Kegiatan ini juga menjadi ruang kolaboratif antar instansi dan elemen masyarakat. Para mahasiswa dilibatkan dalam perencanaan, sosialisasi, hingga pelaksanaan penanaman bibit.
Pihak YBH PA Bangkit menyebut, keterlibatan mereka dalam program ini adalah bentuk nyata dari komitmen advokasi lingkungan berbasis komunitas. Mereka berharap kegiatan serupa bisa direplikasi di wilayah pesisir lain yang rentan abrasi.
“Iklim kolaboratif seperti ini harus terus dirawat. Ini cara kita membangun masa depan yang hijau dan berkelanjutan,” ujarnya.
Kegiatan penanaman mangrove ini juga diikuti Ketua TP PKK Bantaeng, Ny. Gunya Paramasukhaputri, serta Putri Fatima Nurdin. Kehadiran tokoh perempuan ini menegaskan bahwa pelestarian lingkungan adalah tanggung jawab bersama, lintas usia dan gender.
Sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), para camat, kepala desa, dan lurah dari wilayah sekitar juga terlihat aktif ambil bagian dalam kegiatan tersebut.
Mahasiswa KKN Unhas berharap aksi ini bisa memantik kesadaran masyarakat setempat dalam menjaga ekosistem pesisir yang selama ini menjadi benteng alami dari bencana abrasi.
Selain penanaman pohon, mahasiswa juga menggelar edukasi tentang pentingnya menjaga ekosistem mangrove bagi ketahanan pangan dan penghidupan masyarakat pesisir.
Mereka juga menyampaikan pesan penting, bahwa pengabdian kepada masyarakat tidak hanya lewat teori, tetapi bisa diwujudkan dalam aksi nyata yang membekas dan berkelanjutan.
Dengan sinergi yang terjalin antara pemerintah, mahasiswa, dan komunitas, diharapkan kawasan pesisir Bantaeng menjadi lebih hijau, kuat, dan tangguh menghadapi perubahan iklim di masa depan.







