GOWA, MELEKNEWS.ID – Raja Gowa ke-38, Andi Kumala Idjo Karaeng Lembang Parang, yang juga dikenal sebagai Sombayya, meninggal dunia pada Kamis, 28 November 2024. Kabar duka ini meninggalkan kesedihan mendalam bagi banyak pihak, terutama masyarakat Gowa dan Sulawesi Selatan.
Raja Gowa yang bergelar Sultan Malikussaid II Batara Gowa III itu tutup usia pukul 07.25 Wita di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Wahidin Sudirohusodo, Makassar. Beliau wafat setelah berjuang melawan penyakit jantung yang dideritanya.
Berita kepergian beliau segera menyebar dan mendapatkan respons dari berbagai kalangan. Salah satu yang menyampaikan belasungkawa adalah Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman. Sang gubernur yang sebelumnya memiliki hubungan dekat dengan almarhum, menyatakan kesedihannya atas kehilangan tersebut.
“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Kami mengucapkan duka cita yang mendalam atas berpulangnya ke Rahmatullah Bapak Andi Kumala Andi Idjo Daeng Sila Karaengta Lembang Parang Sultan Malikussaid II Batara Gowa III (Raja Gowa XXXVIII),” ucap Andi Sudirman.
Ia menambahkan bahwa dirinya masih memiliki kenangan indah bersama almarhum. Hanya sebulan sebelumnya, ia sempat bertemu dan bersilaturahmi dengan Raja Gowa ke-38 tersebut. Hal ini, menurutnya, menjadi sebuah kehormatan yang kini terasa semakin berarti.
“Semoga amal kebaikan almarhum diterima di sisi-Nya. Keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi cobaan ini, Aamiin,” imbuh Andi Sudirman dalam pernyataan resminya.
Kepergian Andi Kumala Idjo juga menjadi kehilangan besar bagi masyarakat Gowa. Selama hidupnya, beliau dikenal sebagai sosok yang menjaga nilai-nilai tradisi dan adat istiadat Kerajaan Gowa, serta sebagai figur panutan bagi generasi muda.
Banyak pihak menilai almarhum memiliki kontribusi besar dalam menjaga warisan budaya Gowa agar tetap relevan di tengah arus modernisasi. Sebagai Raja Gowa, beliau aktif dalam berbagai kegiatan adat yang memperkuat identitas budaya Sulawesi Selatan.
Di sisi lain, masyarakat Gowa mulai mempersiapkan prosesi pemakaman almarhum. Tradisi adat kerajaan akan dijalankan untuk menghormati jasa dan dedikasi beliau selama hidupnya sebagai seorang pemimpin.
Kehilangan ini bukan hanya dirasakan oleh keluarga besar Kerajaan Gowa, tetapi juga masyarakat luas yang mengenal dan menghormati sosoknya. Almarhum akan selalu dikenang sebagai salah satu tokoh penting yang menjaga marwah Kerajaan Gowa.




