BANTAENG, MELEKNEWS.ID — Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Andi Sugiarti Mangun Karim Pada Pelaksanaan Kegiatan Pengawasan APBD Sulawesi Selatan Di Gedung Pemuda melontarkan pernyataan keras kepada para pemuda Bantaeng. Ia menegaskan bahwa mental menunggu anggaran bukan lagi zamannya. “Jangan berharap banyak. Anggaran pusat itu sebagian besar hanya gaji dan tunjangan. Jangan manja menunggu turunnya,” tegasnya.
Ia mempertanyakan budaya serba menuntut fasilitas. Menurutnya, tidak semua kebutuhan masyarakat harus difasilitasi, apalagi jika hanya berharap proyek besar tanpa melihat skala prioritas. “Program itu banyak bentuknya. Tinggal lihat apakah itu prioritas atau tidak,” ujarnya.
Andi Sugiarti menekankan bahwa pemuda harus berani bergerak tanpa bergantung pada dana besar. “Kadang ide cemerlang lahir dari pondok bambu, bukan dari hotel mewah,” katanya, mencontohkan bahwa kreativitas tidak lahir dari fasilitas, tetapi dari kegigihan.

Sebagai mantan Ketua KNPI dan penggerak koperasi pemuda, ia menegaskan bahwa pemuda Bantaeng seharusnya mampu berdiri di atas kaki sendiri. “Bergerak, jangan hanya menunggu anggaran,” serunya.
Menurutnya, negara menyediakan banyak fasilitas yang bisa digunakan. Tetapi fasilitas itu tidak akan berarti tanpa mental yang kuat dari pemuda. “Evaluasi diri itu penting. Kalaupun belum bisa berkontribusi besar untuk Indonesia atau Sulsel, setidaknya sudah bisa berbuat untuk wilayah sekitar Kita, Tampil Menjadi Pelopor & Agen Perubahan Berkontribusi Membangun di Lingkungan Kita,” jelasnya.
Ia mengaku bangga dengan generasi muda Bantaeng yang kritis. Namun ia menegaskan bahwa sikap kritis tidak boleh berhenti pada suara lantang saja. “Kritik itu Di Suarakan Melalui Jalur Yqng Tepat Berharap Di Dengarkan Oleh Penentu Kebijakan Tetapi Gaungx Akan Berbeda Ketika Idealisme Itu Di Parlemen Yang Punya Akses Langsung Menentukan Kebijakan, Minimal punya Target Menjadi Bagian di Lembaga Penentu Kebijakan Misalnya anggota DPRD, bukan hanya bersuara di luar pagar,” katanya menekan.
Dalam forum yang dihadiri oleh sejumlah Aktivis KNPI, OKP dan perwakilan Unipas Bantaeng , ia mendorong pemuda untuk memperluas pengabdian. Menurutnya, dukungan moral dan keberanian mengambil peran adalah kunci perubahan.
Ia juga membuka luka lama tentang isu gender yang pernah ia hadapi. “Saya pernah dihantam isu bahwa perempuan tidak boleh jadi pemimpin. Tapi mental saya kuat. Saya hadapi, Saya tidak kendor” ujarnya.
Karena itu, ia berharap pemuda Bantaeng memiliki ketegasan mental serupa: tahan banting, tidak mudah goyah, dan berani bertarung mengambil ruang. “Saya ingin lahir kader-kader muda yang sanggup tampil dan melanjutkan perjuangan bangsa,” katanya.

Semangat dan komitmen pemuda menurutnya harus menjadi denyut pembangunan di Bantaeng. Ia meminta generasi muda membuka diri untuk berbuat, bukan hanya berbicara.
Di akhir penyampaiannya, Andi Sugiarti berharap pesan yang ia sampaikan dapat menjadi pemicu perubahan pola pikir. “Semoga apa yang saya sampaikan menjadi nilai tambah bagi cara berpikir generasi muda Bantaeng,” tutupnya.





