BANTAENG, MELEKNEWS.ID – Mahasiswa KKN Profesi Kesehatan Angkatan 67 Universitas Hasanuddin menginisiasi kegiatan psikoedukasi bertajuk “Penerapan Pola Asuh Positif dalam Keluarga untuk Mendukung Tumbuh Kembang Anak yang Sehat” Kegiatan ini digelar di Aula Kantor Desa Bonto Daeng, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng, Rabu (23/7).
Kegiatan ini menyasar para ibu dari unsur PKK, kader kesehatan, hingga majelis taklim desa. Antusiasme peserta sejak awal menunjukkan bahwa pengasuhan anak bukan sekadar urusan rumah tangga, melainkan investasi jangka panjang bagi masa depan.
penanggung jawab kegiatan, Gita Julaiti TB, mahasiswa Fakultas Kedokteran Unhas menyampaikan bahwa keluarga adalah pondasi utama dalam pembentukan kepribadian anak. Orang tua, menurutnya, merupakan pendidik pertama dan utama dalam menciptakan lingkungan tumbuh kembang yang sehat secara fisik, psikis, dan sosial, sebagaimana didefinisikan oleh WHO.
Materi disampaikan secara terstruktur dan interaktif, mulai dari pengenalan pola asuh positif, jenis-jenis pola asuh lain, emotional coaching, tahapan perkembangan psikososial anak, hingga komunikasi efektif antara orang tua dan anak.
Sesi ini dirancang untuk membangun kesadaran bahwa pengasuhan adalah proses pertumbuhan bersama, bukan sekadar kewajiban. Peserta diajak memahami pentingnya mendampingi anak dengan cara yang lebih sadar, empatik, dan suportif.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi participatory mapping, di mana peserta menuliskan pola asuh yang selama ini digunakan serta komitmen perubahan ke depan. Hasil tulisan ditempel di satu kertas besar sebagai simbol refleksi dan niat kolektif untuk memperbaiki gaya pengasuhan.
Sementara itu Ketua PKK Desa Bonto Daeng, Jusnaeni, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan tersebut. “Biasanya parenting hanya fokus pada peran ibu. Tapi hari ini kami diajak melihat cara memperlakukan anak, memberi ruang aman bagi mereka untuk tumbuh. Ini baru dan sangat dibutuhkan,” ucapnya.
Salah satu peserta dari PKK juga menyampaikan kesan yang membekas. “Senang sekali bisa ikut kegiatan seperti ini. Harapannya bisa sering diadakan, dan melibatkan bapak-bapak juga. Kami ingin mulai mengurangi kata-kata negatif ke anak dan memberi lebih banyak afirmasi positif,” tuturnya.
Sebagai bentuk dukungan berkelanjutan, peserta dibekali brosur ringkasan materi berisi poin-poin praktis seputar pola asuh positif serta pesan penyemangat dari pemateri. Brosur ini diharapkan bisa menjadi pegangan sehari-hari di rumah.
Pada akhirnya, tak ada orang tua yang sempurna. Tapi setiap orang tua punya kesempatan untuk belajar, memperbaiki, dan tumbuh bersama anak-anak mereka.
Dari ruang sederhana di kantor desa, lahir harapan akan perubahan besar yang dimulai dari langkah kecil penuh kesadaran..

