News  

Terkait Investasi Bodong, SWI Lakukan Sosialisasi Ke Masyarakat



PINRANG, MELEKNEWS.ID — Tim Satgas Waspada Investigasi (SWI) Sulsel yang dimotori oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulampapua menyelenggarakan sosialisasi kepada masyarakat di Pinrang untuk mewaspadai penipuan berkedok investasi yang digelar pada Senin (21/8/2023).

Sosialisasi ini digelar menindaklanjuti banyaknya bentuk penipuan keuangan yang berkedok Investasi padahal bodong atau palsu yang sangat marak akhir akhir ini. Kondisi ini membuat semua pihak prihatin tak terkecuali lembaga atau organisasi yang bergabung dalam Tim Satgas Waspada Investasi (SWI) Daerah Sulawesi Selatan, masing masing: Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Diskominfo-SP Sulsel, Polda Sulsel dan lain sebagainya.

Kegiatan sosialisasi yang dibuka langsung oleh Asisten perekonomian dan pembangunan Pemkab Pinrang, Abdul Rahman Mahmud menghadirkan sejumlah pemateri seperti Kepala OJK regional 6, Sulampapua Darwisman, Kepala Bidang Aplikasi dan Informatika Diskominfo-SP Sulsel, Sultan Rakib, Kepala Unit 2 sub Ditreskrimsus Polda Sulsel, AKP Kamaluddin.

Kepala OJK Regional 6, Darwisman mengatakan kalau dirinya menganalogikan investasi online bodong saat ini sama jenisnya investasi kosping era tahun 1990-an silam di Kabupaten Pinrang.

“Makanya masyarakat jangan percaya dan selalu siap menginvestasikan dananya di investasi bodong. Itu sama dulu ya di sini Kospin. Itu sama pak ibu,” ujarnya.

Darwisman menyampaikan kalau lembaga atau perusahaan Investasi Online memiliki beberapa ciri Salah satunya adalah yang memiliki izin OJK. Dia menyebut Saat ini hanya ada 102 perusahaan investasi online yang dibawah pengawasan OJK, dan kenyataannya sebanyak 3.000 an jasa investasi bodong beredar.

Sementara itu, Kabid Aplikasi dan Informatika DiskominfoSP Sulsel, Sultan Rakib mengatakan kalau yang membuat masyarakat gampang tergiur investasi bodong karena bertemunya tiga titik.

pertama adalah kemajuan dan akselerasi transformasi digital, titik kedua adalah gaya masyarakat yang selalu mau kelihatan “wah”, dan titik ketiga adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang literasi digital termasuk literasi digital keuangan.

“Harus waspada sekarang. Pelaku kejahatan tipu tipu gampang memasuki hand phone bapak ibu. Bersikap bijaklah dalam menggunakan sosial media, jangan biarkan jempol kita mengalahkan pikiran kita,” jelasnya.