BANTAENG, MELEKNEWS.ID – Plt. Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Kabupaten Bantaeng, Riswan Abadi menanggapi isu dugaan jual beli bantuan bibit pala yang dikaitkan dengan sejumlah kelompok tani.
Menurutnya, isu tersebut hanyalah asumsi tanpa dasar yang jelas, sebab tidak ada pernyataan dari pihak yang menjual maupun membeli bibit tersebut.
“Saya sudah sampaikan, kalau memang ada praktik jual beli dalam penyaluran bantuan bibit pala, silakan tunjukkan bukti. Dengan begitu, kami bisa mengambil langkah tegas,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (5/2/2025).
Ia menambahkan bahwa pihaknya belum bisa memberikan banyak tanggapan karena sejauh ini tidak ada bukti transaksi maupun laporan resmi terkait dugaan tersebut.
“Ini hanya asumsi. Tidak ada bukti, tidak ada laporan, bahkan laporan ke polisi pun tidak ada. Kalau memang ada bukti, silakan laporkan supaya bisa saya tindak lanjuti,” katanya.
Sebelumnya, LSM TKP, Idris, yang juga dikenal sebagai pemerhati pertanian, menilai bahwa dugaan ini muncul akibat lemahnya proses verifikasi penerima bantuan oleh Bidang Perkebunan Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Kabupaten Bantaeng.
Menurutnya, jika proses verifikasi dilakukan secara ketat, maka kelompok penerima seharusnya diseleksi lebih awal dengan mempertimbangkan kesiapan lahan dan administrasi, bukan hanya berdasarkan kedekatan dengan pejabat tertentu.
“Kami menduga bantuan ini tidak tepat sasaran karena tidak mempertimbangkan minat dan kesiapan penerima. Seharusnya ada mekanisme verifikasi yang ketat sebelum bantuan disalurkan. Jika memang sudah diverifikasi, kenapa masih muncul dugaan jual beli?” ujar Idris.
Ia pun mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) di Bantaeng untuk menyelidiki dugaan penyimpangan ini. Jika terbukti ada praktik jual beli bantuan bibit pala, hal ini bukan hanya merugikan petani yang benar-benar membutuhkan, tetapi juga mencederai tujuan utama program pemerintah dalam meningkatkan produksi pala di Bantaeng.
