Praktisi Hukum Asal Toraja Serukan Lembaga Keagamaan Hindari Politik Praktis untuk Jaga Kerukuna



MAKASSAR, MELEKNEWS.ID — Praktisi hukum asal Toraja, Yohana Galenta, mengimbau semua pihak untuk menjaga stabilitas politik yang aman dan damai, terutama menjelang Pilkada.

Ia menekankan bahwa lembaga keagamaan seharusnya tidak terlibat dalam politik praktis. Menurutnya, lembaga keagamaan memiliki peran penting sebagai penjaga perdamaian, penengah dalam konflik, pemberi pencerahan, dan penyelesai masalah di tengah masyarakat. “Di masa Pilkada seperti ini, sebaiknya lembaga agama tidak ikut terlibat dalam politik praktis. Lembaga agama seharusnya menjadi contoh dalam menciptakan perdamaian, bukan malah terlibat dalam kegiatan politik,” ujar Yohana.

Yohana juga memperingatkan agar tidak ada yang memanfaatkan tokoh agama untuk kepentingan politik, karena hal tersebut dapat mengganggu tugas utama mereka dan memicu kericuhan di masyarakat. “Lembaga keagamaan seharusnya berada di garis terdepan dalam menyebarkan pesan kedamaian,” tegasnya.

Lebih lanjut, Yohana mengajak semua pemangku kepentingan di lembaga keagamaan untuk terus menjaga kerukunan antarumat beragama, khususnya di Sulawesi Selatan. Ia menyoroti bahwa di bawah kepemimpinan Andi Sudirman Sulaiman, kerukunan antarumat di wilayah ini terus meningkat, sebagaimana terlihat dari Indeks Kerukunan Umat Beragama di Sulsel yang mencapai 76,95 poin pada 2023, lebih tinggi dari angka nasional yang berada di 76,02 poin.

“Semua pihak harus terus berusaha meningkatkan kerukunan ini. Jangan sampai isu-isu SARA digunakan untuk memecah belah masyarakat,” tutup Yohana.